Yang Tertahan
Lidahnya kelu Mulutnya membisu Matanya perlahan sayu Ia sudah tak mampu Tetapi ia tak bisa mengeluarkan Semuanya tertahan Semakin hari semakin tertekan Rasanya tak ada kawan untuk menumpahkan Rasa itu ia simpan sendiri Karena sulit rasanya untuk berbagi Setelah mereka pergi Ia menangis dalam sepi Pikirannya terus bertengkar Tatkala si kanan menang, tenanglah ia Namun tatkala si kiri menang, gelisah hatinya Tak ada lagi kehidupan yang normal Kesedihan ini rasanya kekal Jiwa maunya menyangkal Namun diri sudah kehilangan akal Cikarang, 05 Agustus 2020